LEKSONO – Di tengah semilir angin perbukitan Wonosobo, semangat gotong royong masih hidup dan berakar kuat. Rabu pagi, 28 Mei 2025, ladang jagung di Dusun Manggis, Desa Manggis, Kecamatan Leksono, tampak lebih semarak dari biasanya. Sejak pukul 09.30 WIB, sekelompok warga tampak berjibaku di lahan pertanian—bukan sekadar bertani, tetapi memanen hasil kerja keras berbulan-bulan: jagung lokal binaan Polri.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang digagas oleh Polsek Leksono. Dipimpin langsung Kapolsek Leksono IPTU Tahdjudin, panen raya tersebut turut dihadiri oleh Kepala Desa Manggis beserta perangkatnya, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Leksono, dan kelompok wanita tani (KWT) "Cendawan Asri".
Jagung-jagung yang dipanen merupakan hasil dari pola tanam kolaboratif antara KWT dan pembinaan berkelanjutan dari aparat kepolisian setempat. Hasil panen diperkirakan mencapai 150 kilogram tongkol jagung—bukan angka fantastis, tetapi sarat makna. "Kami lebih fokus pada kualitas dan keberlanjutan. Ini bukan hanya tentang hasil panen, tetapi juga keberdayaan warga," ujar Kapolsek Tahdjudin di sela kegiatan.
Model pendekatan ini mencerminkan wajah lain dari Polri di tengah masyarakat—sebagai sahabat petani, mitra pembangunan, dan penggerak kemandirian desa. Desa Manggis, yang sebagian besar masyarakatnya mengandalkan sektor pertanian, menjadi contoh konkret bagaimana sinergi antara aparat dan warga bisa menghadirkan keberlanjutan pangan sekaligus memperkuat ketahanan sosial.
Tak hanya soal panen, kegiatan ini sekaligus menjadi ruang temu dan silaturahmi. Warga, aparat desa, dan petugas kepolisian saling bahu membahu, menyiangi, mengangkut, hingga menjemur jagung. Situasi pun berlangsung aman, tertib, dan penuh kebersamaan.
Panen ini menjadi catatan kecil namun berarti, bahwa membangun desa tidak cukup hanya dengan infrastruktur, tetapi juga lewat kebersamaan dan kemitraan yang tumbuh dari akar rumput.
No comments:
Post a Comment